MPM Peringati Hari Tani, Haedar Nashir Berpesan Supaya Kelola dan Rawat Bumi dengan Bijak

2 min read

MUHAMMADIYAHKALTIM- Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tandai peringatan Hari Tani Nasional 2023 dengan pengukuhan JATAM, tanam benih pisang dan sebar bibit ikan lele di Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo pada Sabtu (23/9) yang dilakukan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Dalam amanahnya, Haedar mengapresiasi langkah yang diambil MPM yang berkomitmen menjadikan Hari Tani sebagai bagian dari usaha menegakkan kedaulatan pangan.

Apresiasi juga disampaikan pada usaha membangun perkumpulan atau jamaah dengan klasifikasi masing-masing.Sebagai ciptaan Allah SWT, manusia diberi tugas sebagai hamba sekaligus khalifah. Khususnya tugas kekhalifahan, menurut Haedar itu adalah tugas khusus bagi manusia, sebab mahluk yang lain tidak ada.

Maka tidak benar dengan kelompok masyarakat yang menyebut bumi tidak boleh dikelola. Namun harus tetap dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.Indonesia oleh Multatuli disebut sebagai negara zamrud khatulistiwa, menurut Haedar kekayaan Indonesia luar biasa baik di daratan, lautan dan udara. Semua kekayaan itu harus diolah. Namun tidak boleh dilakukan dengan cara yang merusak termasuk merusak atas nama pembangunan.

Masyarakat Memasuki Era Scrolling Society, Muhammadiyah Tegaskan Tanggung Jawab MoralBerdakwah Secara Fleksibel Rekatkan Umat, Haedar Nashir Sebut ini Babak Baru Majelis Tabligh MuhammadiyahBerkunjung ke Yogyakarta, Begini Sejarah Berdirinya Asosiasi Muhammadiyah Singapura

“Hutan dibangun tapi perencanaannya tidak matang, akhirnya rusak, dan kerusakan tersebut itu tidak recovery,” ungkap Haedar.Meski demikian, pada setiap pengelolaan bumi menyisakan dampak. Akan tetapi perlu adanya peraturan yang bijak. Oleh karena itu perlu kebijakan yang tidak mendukung kerusakan, kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat banyak. Atas masalah yang ada akibat dari pembangunan, warga Muhammadiyah harus menjadi bagian dari solusi, bukan sebaliknya mengawetkan masalah.

“Jangan mengawetkan isu itu, apalagi menjejalkan di persyarikatan dan malah kita tidak boleh bergerak untuk urusan lain,” imbuhnya.Haedar mendorong MPM dalam menyelesaikan masalah pengelolaan bumi, termasuk pertanian dan perikanan supaya menjalin sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak. Karena dalam hemat Haedar, masalah pertanian memang“Kebijakan kita juga belum pro petani secara keseluruhan. Namun juga ada paradoks, BDB pertanian masih kecil dibandingkan dengan industri lain. Ini tantangan bagi kita yang bergerak di dunia pertanian, untuk bertani yang lebih produktif,” ungkapnya.

More From Author

+ There are no comments

Add yours